Senin, 18 Maret 2013

Jalan Jalan Ke Owabong Yuk...!

Di Purbalingga nggak begitu sulit sich nyari tempat untuk ngajak keluarga berlibur. Salah satunya ya Owabong. Tempatnya ga begitu jauh dari rumah, jalur yang ditempuh pun ga harus lewat jalur ramai, jalan kompas (jalan pintas) juga bisa.

Nah... makanya mumpung ada waktu libur dan kebetulan suami juga libur, pas banget tuh buat jalan-jalan ke Owabong. Melepas penat, Nyenengin Si kecil, sekaligus Olah Raga (berenang).

Teteh Nisha udah buru-buru minta nyemplung, Adek Akila minta naik pesawat sama lihat badut dulu. Akhirnya ngalah deh Si Teteh. Akila nyamperin Badut Minnie Mouse, Spongesbob juga Doraemon. Waktu naik ke pesawat pun adek Akila seneng banget.....(ya karna belum pernah sih naik pesawat). Teteh Nisha yang ogah-ogahan.... ga seru katanya... "cuma pesawat pun" katanya.(Secara...Nisha udah sering naik pesawat pas pulang pergi Batam).

Rada bingung juga ngadepin Teteh yang penasaran tapi takut air. Dikolam arus takut, di ember tumpah ogah, dibawa ke waterboomnya emoh. Akila beda lagi.... karna cowok kali ya.... asal cemplung aja... al hasil beberapa kali deh tenggelam. Tapi ga kapok dan terus... seneng-seneng di air.

Kelar berenang jalan bentar menuju ke danau di sebrang sirkuit gokart, minta naik sepeda air deh...., di tawarin naik Roler coaster... Si Teteh manyun, dan cuma jawab "Bunda kan tau Teteh takut ketinggian" Aduh Neng...maaf Bunda lupa. Maksudnya sih....siapa tau aja udah punya keberanian.

Bosen naik sepeda air, Anak-anak minta lihat yang lagi balap gokart. Ngobrol... sambil berhayal kalo udah gede mau balap gokart juga. Waduh.... bakal ketempuan nih ditagih ke sirkuit gokart. Dan Akila betah ga mau pulang. Ayahnya putar otak biar berdua dua mau pulang, dan ahirnya berhasil.

Ga cuma itu, di pintu keluar Owabong banyak yang bisa kita beli untuk oleh-oleh. Dan seperti waktu-waktu sebelumnya setroberi tetep jadi pilihan. Lumayan murah lah dibanding beli di supermarket.

Waktunya pulang.... . Karna udah capek mungkin, baru jalan berapa meter udah langsung pada merem. Yah meskipun ga jauh, meskipun ga mahal tapi bisa berikan keceriaan anak-anak. Rasanya ga ada kebahagiaan yang bisa melebihi saat melihat anak-anak sehat,pintar dan ceria.











Kamis, 23 Juni 2011

Jangan Suka Pukul Pantat Anak

Memukul pantat anak menjadi hal umum yang sering dilakukan oleh para orangtua. Termasuk Anda, mungkin? Ada yang memukul dengan tangan kosong, menggunakan rotan, ikat pinggang, dan lain-lain. Bisa jadi Anda melakukan hal ini karena merasa, bahwa hal tersebut 'baik untuk anak (bisa menjadi pelajaran berharga)', namun mungkin juga Anda bermain tangan karena tidak bisa mengendalikan emosi yang meledak-ledak.

Meski sudah kerap dilakukan oleh banyak orangtua, namun para ahli berpendapat bahwa memukul pantat anak adalah cara 'mendidik' yang tidak efektif. Anak hanya akan mendapatkan rasa takut ketika berhadapan dengan orangtuanya, bukan rasa hormat. Lebih lanjut, anak bukannya kemudian menyerap hal positif untuk memahami ajaran orangtua, tapi justru mendapat pemahaman akan hal negatif untuk 'sanggup berbohong' dan memutar otak 'bagaimana caranya agar tidak ketahuan'.

Tidak hanya itu, menggunakan kekerasan seperti ini pun berbahaya, karena akan menimbulkan luka fisik seperti lebam, memar, atau bahkan luka sobek pada kulit si kecil. Bukan pengajaran yang akan tersampaikan, melainkan siksaan fisik.

Para ahli juga sedikit mengkhawatirkan perangai anak yang akan menjadi keras. Sepele sepertinya, tetapi pemukulan pantat yang terjadi di masa kecilnya akan mempengaruhi cara berpikir anak. Ia akan mengadopsi tindak kekerasan di masa mendatang. Apakah sempat terbersit di kepala Anda untuk memukul si kecil agar mau menuruti ajaran Anda, seperti dulu orangtua Anda berhasil mendidik dan membuat Anda menjadi anak penurut setelah dipukul? Well, kini Anda mempraktekkan hal yang sama kepada anak Anda. Seperti itu kira-kira polanya.

Meski demikian, diakui oleh beberapa orangtua dalam sebuah situs parenting, bahwa mereka sanggup menghentikan kekonyolan dan kenakalan si kecil dengan memukul pantatnya. Syaratnya satu, jangan jadikan hal tersebut sebagai 'hukuman' rutin. Memukul pantat hanya dilakukan saat kenakalan sang buah hati sudah sangat keterlaluan. Semua ada batas dan konsekuensinya, anak harus bisa melihat dan mencerna hal tersebut. Meski demikian, jangan lupa menjelaskan secara baik-baik dan panjang lebar kepada si kecil, mengapa Anda memukul pantatnya. Berikan pendidikan yang 'seimbang'. Hal negatif yang Anda berikan harus dinetralisir dengan pendekatan personal, heart-to-heart talk.

Senin, 20 Juni 2011

Perlukah anak dipaksa sarapan?

Idealnya, keinginan makan itu harus datang dari anak sendiri.
Dia perlu memahami kebutuhannya dan kemudian mengusahakan untuk memenuhinya.
Dan, mengingat dia masih kecil, orangtua lah yang akan membantu memenuhi keinginan makannya.

Sebagai orangtua, kita disarankan untuk tidak memaksa anak makan.
Menurut Melanie Shay, ahli nutrisi dari Texas Tech Health Sciences Center, biarkan anak menentukan apa yang ia ingin makan dan seberapa besar porsinya.

Masalahnya, anak-anak seringkali tidak mau makan, terutama pada saat sarapan. Padahal, sarapan itu penting untuk mengawali aktivitas setiap orang. Penelitian yang dilakukan di Harvard University dan Tufts University memperlihatkan, anak-anak yang menyantap sarapan akan berperilaku dan belajar lebih baik dibandingkan anak-anak yang tidak terbiasa sarapan.

Lalu, apakah orangtua harus memaksa mereka makan pagi? Sekali lagi, yang bisa Anda lakukan hanyalah memberi dorongan baginya untuk melakukannya. Pada awalnya, anak mungkin akan mengeluh. Namun, begitu dia sudah terbiasa sarapan, hal ini akan terus dilakukannya hingga besar nanti. Shay memberikan beberapa tips yang bisa memancing anak untuk makan pagi:

Mulailah dari porsi yang kecil
Mintalah dia makan satu-dua suap saja. Kalau setelahnya dia tidak mau lagi, biarkan saja. Esoknya, dorong dia untuk makan satu sendok lebih banyak. Tambah terus porsinya setiap hari sampai dia merasa kenyang dan terbiasa.

Bila anak malas mengunyah, Anda bisa mendorongnya dengan memberi sarapan berbentuk cair, seperti susu atau jus buah
Bawakan juga susu kotak sebagai bekalnya ke sekolah, sehingga bila dia tidak ingin memakan roti setidaknya masih mau menghabiskan susu kotak itu.

Mintalah anak membantu menyiapkan sarapannya
Bisa dengan mengajaknya berbelanja dan memintanya memilih bahan-bahan yang akan dijadikan sarapannya. Misalnya, susu, sereal, roti, atau selai. Buat kesepakatan, menu apa yang akan dia makan sebagai sarapan -tentu saja sesuai selera anak.

Arahkan anak memilih makanan yang sehat
Hindari memberi snack seperti keripik kentang atau biskuit manis sebagai sarapan. Perlihatkan beragam menu lezat yang bisa ia santap sebagai sarapan dan terangkan bahwa menu ini akan membuatnya lebih segar dan kuat saat bermain dengan teman-temannya, ketimbang hanya makan permen atau wafer.

Lakukan bersama
Tak hanya anak Anda yang perlu sarapan, orangtua pun demikian. Tidak ada salahnya jika Anda sekeluarga bangun lebih pagi untuk menyantap sarapan bersama, baru setelahnya melakukan aktivitas. Jika Anda setiap hari sarapan, tentu anak akan menirunya.

sumber : http://female.kompas.com/read/2011/06/20/07581175/Perlukah.Anak.Dipaksa.Sarapan
 

Followers

Total Tayangan Halaman

Yang lagi Online...

Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template Vector by DaPino